
ATLET MUAY THAI
Jekson Karmela - Kanibar, Maluku tenggara

Awal Perjalanan JeCkson Karmela
Jekson Karmela, pemuda asal Dobo, Papua, memulai petualangan olahraganya dengan mimpi sederhana: membentuk tubuh ideal. Awalnya, ia menjelajahi ragam cabang olahraga—mulai dari rugby yang penuh kontak fisik hingga tenis yang mengandalkan ketepatan strategi. Namun, jalan hidupnya berbelok pada 2015 saat ia menerima tawaran untuk mendalami Muay Thai, seni bela diri Thailand yang keras namun elegan. Saat itu, ia menyadari: peluang untuk berlaga di kompetisi resmi lebih terbuka lebar di dunia "seni delapan tungkai" ini dibandingkan cabang olahraga lain yang ia coba.
Bakat alamiahnya dalam membaca gerakan lawan dan ketangguhan mental segera membawanya melesat. Bergabung dengan Tim Papua pada 2016, Jekson tak hanya sekadar atlet—ia menjadi simbol ketekunan. Prestasi puncaknya adalah medali emas PON Papua 2021, yang ia persembahkan untuk tanah kelahirannya. Dan berhasil mengukuhkan diri sebagai salah satu petarung Muay Thai paling disegani dari timur Indonesia.
Di luar kompetisi resmi, Jekson pernah menguji nyali dalam Celebrity Fight melawan Paris Pernandes di Holywings Sport Show. Meski tak membawa pulang kemenangan, pertarungan itu justru mempertegas reputasinya: seorang petarung yang pantang menyerah, bahkan di luar ring sekalipun. "Kekalahan itu mengajari saya bahwa hormat tidak hanya datang dari medali, tapi juga dari cara kita bangkit," ujarnya.
Kini, Jekson tak sekadar berlatih—ia menjalani misi. Setiap tendangan, pukulan, dan siku yang ia latih dari tempat latihan sederhananya di Papua adalah persiapan untuk satu tujuan: membawa Merah-Putih berkibar di panggung global Muay Thai. Baginya, ini bukan hanya tentang menjadi juara, tapi tentang membuktikan bahwa anak-anak Papua—dengan tekad dan kesempatan—bisa mengubah keterbatasan menjadi keberhasilan dalam melawan kemustahilan.

titik balik
JECKSON KARMELA
Kekalahan di Kejurnas 2015, Makassar, mengukir luka terdalam—sebuah debut yang berakhir dengan kesedihan yang membekas hingga memunculkan sebuah pertanyaan: ‘Apa yang salah?’ Namun, di balik rasa malu itu, dukungan keluarga menjadi pelita yang tak pernah redup. ‘Kami percaya padamu,’ bisik keluarganya kepada Jeckson setiap kali keraguan menyergap.
Dengan tekad membara, Jeckson Karmela menyusun ulang reancananya: latihan tiga kali sehari menjadi ritual wajib, sementara piring makan diisi realfood bergizi tinggi dan suplemen tambahan pendukung dari Evowhey sebagai pendamping setia untuk memenuhi protein harian dan proses pemulihan otot. Setiap angkatan beban adalah janji, setiap suapan adalah komitmen.
Kini, di balik keringat yang mengalir dari jumlah latihan yang tak terhitung, Jeckson memahami: kegagalan bukan garis akhir, melainkan garis start menuju puncak yang lebih tinggi. Dan di setiap proses ini, semangat keluarga tetap menjadi denyut nadi yang menggerakkan tangan Jeckson terus konsisten dan serius dalam latihan untuk mencapai tujuan kemenangan—bukan hanya besi, tapi juga harapan.

sumber nutrisi
Pola makan seorang Jeckson karmela dirancang presisi untuk mendukung performa latihan. Sarapan selalu dimulai dengan kombinasi slow-release energy: roti gandum utuh diisi sayuran segar, telur rebus, dan keju rendah lemak—atau digantikan dengan Evowhey shake jika sedang intens dalam latihan dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk meal preparation. Menu ini memberi energi stabil tanpa rasa begah.
Saat siang hari, biasanya Jeckson Karmela fokus dengan buah-buahan dan yogurt untuk menjaga kesehatan usus serta imunitas. Dan dalam memenuhi asupan protein harian biasanya dari: dada ayam panggang tanpa kulit, telur, atau ikan tuna segar—semua dimasak dengan rempah alami untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi.
Namun, saat fase latihan intensif, suplemen Evowhey (whey protein) dan Isolene (protein isolate) menjadi game-changer. Menurut Jeckson Karmela mengonsumsinya bukan sekadar hanya praktis, tapi karena kualitas penyerapannya yang lebih baik dibanding realfood (sebagai suplemen tambahan)—terutama pasca-latihan berat, di mana tubuh butuh asupan protein cepat serap untuk mencegah katabolisme otot. Kombinasi ini memastikan nutrient timing tetap optimal meski jadwal padat.

"Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, karena hidup kita ini bisa berubah dalam sesaat" -Kkajhe
Komitmen pada pilihan seringkali berarti mengubah prioritas. Dari keinginan punya badan bagus, akhirnya fokus ke disiplin fighter: bertahan di berat ideal, meski harus 'berdamai' dengan impian massa otot yang tertunda.